Japnas Kota Kembang Minta Pemkot Bandung Intervensi Pasar

Japnas Kota Kembang Minta Pemkot Bandung Intervensi Pasar Ilustrasi pengrajin rotan. (Foto: Ist)

BANDUNG - Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) menyatakan para pengusaha di level mikro memerlukan dukungan besar dari Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat untuk mendorong intervensi pasar agar bisa memberikan peluang bagi produk lokal.

Ketua Japnas Kota Bandung Dendy Akad Buldansyah mengatakan, produk lokal yang lahir sejatinya memiliki potensi besar dalam mengisi kebutuhan pasar domestik. Akan tetapi, munculnya barang-barang dari luar membuat parapengusaha mikro kewalahan. 

"Sekarang produk lokal belum menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri akibat banjirnya produk impor," kata Dendy Akad Buldansyah, di Bandung, Senin (16/10).

Dia mengakui saat ini Kota Bandung menjadi salah satu pusat perdagangan di Indonesia. Namun, produk-produk lokal yang tercipta saat ini hanya sebatas simbol dari adaya aktivitas perekonomian semata. Beum dapat menjadi penopang ekonomi suatu daerah yang berkelanjutan secara mandiri.

"Beragam produk mulai dari fesyen, kuliner, barang kebutuhan rumah tangga, dan lainnya dari anggota Japnas banyak yang punya potensi namun sulit berkembang, sehingga butuh dukungan pemerintah daerah," ucapnya.

Menurutnya, andai produk lokal dapat hidup mandiri, bukan tidak mungkin dapat menunjang kesejahteraan masyarakatsetempat. Oleh karena itu, pemberdayaan ekonomi lokal sejatinya dapat menjadi solusi menekan angka kemiskinan dan persoalan sosial.

"Keberpihakan tersebut mulai dari imbauan penggunaan produk lokal bagi masyarakat khususnya PNS, atau dalam bentuk peraturan daerah yang melindungi produk lokal," ungkapnya.

Keberpihakan pada produk lokal membuat perekonomian suatu daerah tidak akan terpengaruh oleh kondisi ekonomi global. Dendy pun mencontohkan soal melambungnya harga nilai tukar dolar terhadap rupiah.

"Jadi perekonomian tidak ikut terguncang oleh isu ekonomi global yang kini terus membuat resah para pengusaha, karena dari produk lokal ini sedikitnya 75 persen bahan ataupun pengerjaannya dilakukan secara mandiri oleh masyarakat," ujarnya.