Ulama Depok Mengharap Politik Praktis Tidak Masuk Masjid

Ulama Depok Mengharap Politik Praktis Tidak Masuk Masjid Ilustrasi Masjid. (Foto: pixabay.com)

Depok - Ulama Kota Depok KH. Mohammad Abdul Mujib mengingatkan masjid bukan tempat ajang kampanye politik praktis untuk mendukung salah satu pasangan calon capres-cawapres atau juga calon anggota legislatif.

"Tempat ibadah, khususnya masjid sebaiknya tidak dijadikan sebagai ajang kampanye atau memihak suatu golongan politik sebab berbagai pemahaman Islam (NU, Muhammadiyah, Permusi, dsb) bisa berada di dalam masjid," kata Mohammad Abdul Mujib, yang juga Pimpinan Ponpes As Sa'ada di Depok, Selasa.

Ia meminta biarkan masjid digunakan untuk mewadahi seluruh aliran keagamaan tersebut. Jika masjid sebagai sarana ibadah lantas dibawa ke politik praktis juga akan berimbas kepada kelompok-kelompok aliran tersebut. Politik praktis sebaiknya jangan dibawa ke dalam masjid.

Apabila marak ujaran kebencian yang masuk ke dalam masjid, orang yang semula datang ke masjid untuk mencari ketenangan, sekarang justru menjadi gelisah dan marah karena provokasi yang masuk ke dalam masjid.

"Namun jikalau masjid digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai kejujuran dan kebangsaan itu tidak apa," kata Mujib yang juga Wakil Rois Suriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Depok, sekaligus Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok.

Optimistis Pemilu Berjalan Lancar
Mewakili kalangan ulama, ia berharap semua pemuka agama (ulama, ustad, dan kyai) untuk bersama-sama mengembalikan fungsi masjid sesuai dengan peruntukkannya, yakni fungsi yang asli yang tidak membawa politik praktis karena akan membahayakan fungsi masjid.

"Kita harus mengembalikan fungsi masjid sebagai fungsi tempat ibadah, dakwah dan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ujarnya.

KH. Mujib mengakui memang tugas bersama para tokoh masyarakat atau pemuka agama untuk memberikan pencerahan (pemahaman) pada masyarakat. 

"Insyaa Allah ke depan, ketika masyarakat makin terdidik dan terpelajar, akan makin terpahami fungsi agama dan kedudukannya dalam berpolitik," kata KH. Mujib.

Ia juga menegaskan bahwa memberikan kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat luas harus segera dilaksanakan. Upaya memberi pencerahan dan pemahaman pada masyarakat ini tentunya tidak langsung membuat masyarakat sadar karena butuh proses dan waktu yang tidak sebentar.

"Saya optimistis pemilu kali ini akan berjalan aman dan damai," katanya. (ANT).