Badan Geologi Jabar selidiki tanah Kampung Gunungbatu

Badan Geologi Jabar selidiki tanah Kampung Gunungbatu Para pengungsi bencana pergeseran tanah dari Kampung Gunungbatu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. (Foto: Antara Foto).

Sukabumi - Pada pertengahan April 2019, Kabupaten Sukabumi mengalami satu bencana alam yang tidak biasa. Terjadi pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diduga karena curah hujan yang tinggi dan deras. 

Hal itu menyebabkan ratusan warga harus mengungsi karena rumah mereka rusak dan bergeser sehingga berpotensi ambruk. Peristiwa ini menjadi perhatian khusus Pemkab Sukabumi karena warga yang tertimpa bencana terpaksa hidup di tenda pengungsian sementara.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan untuk merelokasi warga yang menjadi korban bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu,  pihaknya bekerjasama dengan Badan Geologi Jawa Barat untuk mengkaji topografi di Kampung Gunungbatu. 

"Petugas dari Badan Geologi sudah ke lokasi bencana di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung untuk melakukan pengkajian. Saat ini kami masih menunggu hasil kajian tersebut apakah lokasi pergeseran tanah itu masuk zona merah sehingga warganya harus direlokasi," jelas Marwan di Sukabumi, Kamis.

Marwan menegaskan bahwa sangat penting mendapatkan rekomendasi dari Badan Geologi Jabar, agar Pemkab Sukabumi mengetahui apakah lokasi tersebut termasuk zona merah atau bukan. Jika lokasi tersebut ditetapkan sebagai zona merah dari hasil kajian dari Tim Geologi, maka warga harus siap direlokasi ke tempat yang lebih aman untuk menjaga keamanan dan keselamatan.

Relokasi warga pun tidaklah mudah karena Pemkab Sukabumi harus menentukan dahulu lokasi yang akan dijadikan tempat relokasi. Lokasi tersebut tentunya harus strategis serta tersedia sarana dan prasarana yang memadai, antara lain sekolahan, pelayanan kesehatan, dan lainnya.

Selain itu juga harus dilakukan musyawarah terlebih dahulu antara warga dengan pemerintah. Namun saat ini yang paling penting adalah menyelamatkan warga yang tinggal di lokasi bencana, serta memenuhi kebutuhan untuk sehari-harinya yaitu sandang, pangan, papan, dan lainnya.

Pihaknya juga sudah menginstruksikan kepada dinas terkait dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk terus bersiaga dan melayani para korban bencana.

"Bantuan darurat untuk warga sudah kami distribusikan termasuk peralatan berupa cangkul, garpu, roda sorong dan paralon air untuk pipanisasi warga," tambah Marwan.

Marwan mengimbau kepada warga agar tidak membangun permukiman atau rumah di lokasi rawan seperti di lereng gunung dan bantaran sungai karena bisa memicu terjadinya bencana mulai dari longsor, banjir, pergerakan tanah, dan lainnya.

Informasi yang dihimpun akibat bencana pergeseran tanah di Kampung Gunungbatu ini sebanyak 109 rumah yang tersebar di RT 01, 02 dan 03 RW 09 mengalami kerusakan, dengan rincian 12 rusak berat, 57 rusak sedang dan 40 rusak ringan. Bahkan jumlah rumah yang rusak setiap harinya terus bertambah. (ANT).