BPBD Sukabumi Sebut Kerugian Bencana di 2019 Capai Rp38 miliar Lebih

BPBD Sukabumi Sebut Kerugian Bencana di 2019 Capai Rp38 miliar Lebih Warga korban tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat saat memanfaatkan barang-barang yang bisa diselamatkan pascatertimbun longsor. (Foto&keterangan: Antara).

SUKABUMI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, mencatat kerugian akibat bencana yang melanda kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini, mencapai Rp38.240.000.000.

"Tingginya angka kerugian akibat bencana di tahun lalu berbanding lurus dengan jumlah bangunan yang rusak mulai dari fasilitas pribadi seperti rumah, fasilitas umum hingga mata pencaharian antara lain lahan pertanian, kios dan lain-lain," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Jumat (10/1).

Menurutnya, dari hasil pendataan, kerugian terbesar disumbang dari bencana tanah longsor yang terjadi sebanyak 312 kali. Apalagi di awal 2019 terjadi bencana tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok yang menyebabkan satu kampung tertimbun.

Ditambah, kejadian bencana pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung yang juga meluluhlantakkan satu kampung dari puluhan hektare lahan pertanian. Sehingga tidak bisa lagi digunakan.

Jumlah kerusakan rumah akibat bencana di 2019 sebanyak 304 unit rusak berat, 302 unit rusak sedang, 248 rusak ringan dan 493 terancam. Sementara, fasilitas umum yang rusak seperti saluran air sebanyak 11 rusak berat dan 54 rusak sedang.

Kemudian, jembatan sebanyak 15 rusak berat dan 16 rusak sedang. Selain itu, bencana juga merusak fasilitas ibadah antara lain masjid/mushola sebanyak 17 rusak berat dan delapan rusak sedang. Serta, fasilitas pendidikan seperti sekolah sebanyak satu unit rusak berat dan delapan rusak sedang.

"Jumlah kejadian bencana tahun lalu sebanyak 750 kasus seperti kebakaran, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, pergerakan tanah, kebakaran hutan lahan, kekeringan dan lain-lain," tambahnya.

Daeng mengatakan, Kabupaten Sukabumi yang merupakan salah satu daerah rawan bencana alam di Jabar seluruh elemen harus siap siaga dan waspada. Apalagi di awal tahun ini curah hujan cukup tinggi, yang berpotensi terjadinya bencana.

Bahkan, di awal 2020 sudah ada beberapa kasus kejadian bencana seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan kebakaran. Sehingga, harus dilakukan antisipasi dini untuk meminimalkan dampaknya. (Ant).