Konsumsi Meningkat, Harga Bawang di Cianjur Naik

Konsumsi Meningkat, Harga Bawang di Cianjur Naik Harga bawang merah di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, masih tinggi karena tingkat pemakaian selama bulan puasa meningkat dan minimnya stok di tingat agen dan distributor. (Foto&keterangan: Antara).

CIANJUR - Harga gula pasir dan bawang merah di pasar tradisional Cianjur, Jawa Barat, masih mahal karena tingkat pemakaian warga selama bulan puasa meningkat dan diperkirakan terus naik hingga Lebaran, karena minimnya stok di agen dan distributor.

Kasubag TU Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Sampurna saat dihubungi Kamis (14/5), mengatakan meskipun stok minim di tingkat agen dan distributor, ketersedian kedua komoditas tersebut di pasaran akan mencukupi hingga Lebaran.

"Gula per kilogram di pasaran dijual Rp16.000 yang HETnya Rp12.500 per kilogram, sedangkan bawang merah dijual Rp40.000 per kilogram yang harga normalnya Rp.27.000 per kilogram. Tingginya harga kedua komoditi tersebut karena pemakaian warga yang meningkat selama puasa," katanya.

Namun, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait dan satgas Pangan Cianjur, guna menstabilkan kembali harga komoditi tersebut dengan cara melakukan operasi pasar bersama Bulog, jika harga melambung tinggi menjelang lebaran.

Meskipun, ungkap dia, kecil kemungkinan harga akan melambung tinggi karena tingkat pesanan tidak setinggi lebaran tahun lalu. Sehingga, pihaknya memperkirakan kenaikan dapat ditekan dengan minimnya pemesanan yang hanya mengandalkan pesanan warga, karena pemesanan tertinggi biasanya dari pengusaha hotel dan rumah makan.

"Kenaikan harga gula dan bawang sekarang paling di kisaran 25 persen karena pembeli berkurang akibat wabah corona. Namun kami menjamin untuk stok gula pasir dan bawang merah di Pasar Induk Cianjur akan mencukupi hingga Lebaran," katanya.

Sementara, Hendra pedagang bawang di Pasar Muka Cianjur, mengatakan adanya pembatasan pemesanan di tingkat agen dan distributor, membuat harga bawang merah di pasaran merangkak naik, ditambah tingginya pemakaian selama bulan puasa hingga Lebaran.

"Kami tidak tahu apa penyebab pemesanan dibatasi, kemungkinan stok di tingkat agen dan distributor juga kurang. Namun kami berharap harga kembali normal dan harga tidak sampai meroket menjelang lebaran karena akan berdampak terhadap penjualan," katanya. (Ant).