Masalah Sungai Citarum Bukan Cuma Sampah

Masalah Sungai Citarum Bukan Cuma Sampah Arsip Foto: Petugas mengoperasikan alat berat untuk mengeruk sampah plastik dan sampah tanaman Eceng pada bantaran Sungai Citarum di kawasan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (29/8/2019). (Foto&keterangan: Antara).

BANDUNG - Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Pengawas Penegak Keadilan DAS Citarum, Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim, menyatakan bahwa tumpukan sampah di daerah aliran sungai itu mulai menyusut, tidak lagi seperti dua tahun lalu. Saat itu tumpukan sampah sungai sangat tebal, sehingga orang bisa berjalan di atasnya.

"Sudah sangat berkurang. Tapi Citarum bukan hanya soal sampah, tapi mulai dari hulu yang kritis...," kata Dedi di Bandung, Jumat (17/1).

Ia juga menekankan bahwa penanganan masalah Sungai Citarum tidak mudah. Sebab ada lebih dari 23 juta orang yang tinggal di sepanjang DAS Citarum.

"Kalau ada orang bilang itu di Singapura penanganan sungainya sangat mudah. Ya mudah karena dia wilayahnya kecil. Coba kalau Sungai Citarum, itu ada 23 juta jiwa orang yang tinggal di sepanjang DAS Citarum," katanya.

"Dan di Korea, itu butuh waktu 40 tahun untuk penanganan sungai," imbuh Dedi.

Dedi menjelaskan, Pemerintah sudah menjalankan program seperti Citarum Bestari dan Citarum Harum untuk memulihkan kondisi DAS Citarum, yang mencakup upaya untuk membersihkan aliran sungai dari tumpukan sampah dan menghijaukan lahan-lahan kritis, di daerah aliran sungai. (Ant).