Meski Telah Surut, Warga Tetap Bertahan di Pengungsian

Meski Telah Surut, Warga Tetap Bertahan di Pengungsian Sebagian warga yang permukimannya terdampak banjir masih mengungsi di Gedung Inkanas, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/11). (Foto: ANTARA/Asep Firmansyah)

BANDUNG - Warga tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang terdampak banjir masih tetap bertahan di sejumlah titik pengungsian meski genangan telah surut.

Kondisi tersbeut terjadi di Gedung Inkanas, Kecamatan Baleendah. Setidaknya ada 100 jiwa lebih warga yang memilih tetap bertahan di tempat pengungsian. Sejatinya, warga mengetahui banjir di wilayah mereka tinggal telah surut.

Pengungsi di Gedung Inkanas mayoritas berasal dari Cigosol dan Ciputat, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Saat hujan melanda kawasan tersebut, dapat dipastikan air akan menutupi setengah badan rumah atau sekitar satu meter.

"Pulang kalau beberapa hari enggak hujan saja buat bersih-bersih. Saat hujan balik lagi ke sini (ke pengungsian)," ujar salah satu pengungsi Euis Rohmah, di Gedung Inkanas, Rabu (14/11).

Euis datang ke Gedung Inkanas sejak enam hari lalu. Dia ditemani lima anggota keluarganya yang telah terbiasa menghuni Gedung Inkanas saat musim hujan tiba.

Saat banjir melanda area rumahnya, sudah dipastikan kondisi keseharian lumpuh. Meski begitu, anak-anak tetap bersekolah. Mengingat, proses belajar mengajar dipindahkan ke Gedung Kwarcab yang lokasinya tidak jauh dari tempat pengungsian.

"Sama sekolah juga terendam (banjir) tapi sudah dipindahin ke gedung pramuka (Kwarcab). Jadi dekat, anak-anak pun tetap bisa sekolah," katanya.

Senada dengan Euis, Deni Supandi pun menceritakan hal yang sama. Supandi menempati pengungsian bersama anggota keluarganya. Dia mengaku membawa barang-barang berharga serta keperluan sekolah anak.

Menurutnya, aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan di rumah dipindahkan ke pengungsian. Hanya saja yang membedakan dia harus berbagi tempat tidur, mandi, serta aktivitas lain bersama warga lain.

"Di sini juga saya jualan. Di rumah ngewarung, saya ambil kebutuhan pokoknya kalau di pengungsian belum ada bantuan," ungkapnya.

Dia memilih bertahan di pengungsian dibanding tinggal di rumah. Meskipun telah surut, kata dia, lumpur tetap memenuhi kediamannya. "Misal sekarang dibersihkan lumpurnya, hujan lagi nanti lumpur lagi, capek kang," ucapnya.

Diketahui, banjir di beberapa titik pada Rabu (14/11) sudah berangsur surut seperti di Andir, Cigosol, Ciputat, Parunghalang, dan Pasawahan. Namun, tebalnya lumpur membuat aktivitas shari-hari masih terhambat. (Ant)