Pekan Terakhir Januari 2019, Harga Cabai Turun di Sukabumi

Pekan Terakhir Januari 2019, Harga Cabai Turun di Sukabumi Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi memasuki pekan terakhir Januari 2019 mengalami penurunan. (Foto: Ist)

SUKABUMI - Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) memasuki pekan terakhir Januari 2019 mengalami penurunan dibandingkan pekan sebelumnya.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi Ayep Supriatna mengatakan, cabai merah keriting turun Rp4.000 dari Rp24.000 menjadi Rp20.000 per kilogram (Kg). Sedangkan cabai merah dari Rp28.000 menjadi Rp24.000 per kg, sementara cabai rawit merah anjlok dari Rp44.000 menjadi Rp36.000 per kg.

"Penurunan harga cabai karena pasokan meningkat bahkan bisa dikatakan melimpah sehingga mempengaruhi harga," kata Ayep Supriatna di Sukabumi, Senin (28/1).
 
Fluktuasi harga pasar kerap terjadi tergantung produksi petani, persediaan, hingga permintaan. Namun, kata dia, selama ini penurunan dan kenaikan harga di Kota Sukabumi masih dalam batas wajar.

Selain itu, persediaan juga mencukupi dan tidak pernah kekurangan apalagi langka. Di sisi lain, harga dan persediaan pangan utama masyarakat khususnya beras masih di angka normal. Seperti harga beras premium Rp12.000 per liter, medium Rp9.200 per liter, Ciherang Rp12.500 per liter dan jenis beras lain rata-rata di angka Rp9.000 per liter.

Untuk komoditas gula pasir ada di harga Rp11.500 per kg, minyak goreng kemasan Rp13.750 per liter, daging sapi Rp110.0000 per kg, dan daging ayam potong Rp34.000 per kg.

"Pemantauan harga rutin kami lakukan setiap pekan, di samping itu juga mendata persediaan untuk mengatasi jika ada lonjakan permintaan. Dengan pemantauan seperti ini kami pun bisa dengan cepat berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya Bulog dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat," ungkapnya.

Sementara, pedagang sayur di Jalan Benteng Kidul, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi Mimin mengatakan, turunnya harga cabai tidak mempengaruhi permintaan. Dia juga mengaku tidak banyak menyiapkan persediaan khawatir tidak laku dan akhirnya busuk.

"Warga yang membeli cabai hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja, kecuali permintaan dari warung makan, itu pun paling banyak dua kilogram saja," kata Mimin. (Ant)