Ribuan Petani KJA Cirata Unjuk Rasa di Kantor DPRD Cianjur

Ribuan Petani KJA Cirata Unjuk Rasa di Kantor DPRD Cianjur Ribuan petani jaring apung di Kecamatan Mande, Cikalongkulon, berunjuk rasa di depan kantor DPRD Cianjur, menolak penertiban japung di Waduk Jangari Dan Cirata, Rabu (14/11). (Foto: Antara/Ahmad Fikri)

CIANJUR - Ribuan petani Kolam Jaring Apung (KJA) di Waduk Cirata, Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa Barat (Jabar) berunjuk rasa ke Kantor DPRD Cianjur terkait penertiban di kawasan tersebut. Pasalnya sejak beberapa bulan terakhir ribuan KJA yang masih produktif milik warga di sekitar Waduk Jangari ikut digusur seiring berjalannya program Citarum Harum yang awalnya hanya menertibkan KJA yang tidak produktif.

Koordinator aksi Hendrawan menegaskan, petani khusus warga lokal menernak ikan di KJA semata-mata untuk menghidupi keluarga. Namun, penertiban yang dilakukan membuat para petani kini dihadapkan pada hilangnya mata pencarian alias menganggur.

"Kami di sini ingin mengadukan nasib pada wakil rakyat agar tidak ada penertiban dan menghentikannya yang berjalan saat ini. Kami minta dewan memerjuangkan apa yang menjadi aspirasi rakyat, terutama para petani KJA," kata Hendrawan di Cianjur, Rabu (14/11).

Bahkan, kata dia, petani merasa diintimidasi satgas yang bekerja di luar dari komitmen yang seharusnya, yakni hanya KJA tidak aktif saja yang ditertibkan. Namun, kenyataannya KJA aktif milik petani lokal pun turut menjadi korban. Karena itu pula, mereka juga meminta satgas menghentikan penertiban.

"Apa yang disosialisasikan dengan realisasi tidak sesuai. Sampai hari ini sekitar 7.000 KJA ditertibkan dari total 10.000 yang notabeni milik petani lokal. Kami lagi-lagi terusir dari lahan yang selama ini menjadi ladang usaha kami," ucapnya.

Petani akan mendesak anggota dewan untuk memperjuangkan tuntutan mereka agar segera dikabulkan. Mereka mengancam akan terus mempertahankan KJA dan memerjuangkan aspirasi hingga ke provinsi dan pusat.

"Semua kami lakukan demi keberlangsungan hidup petani yang mengandalkan jaring apung. Kasihan mereka yang punya empat atau lima KJA tapi ikut ditertibkan. Dari mana mereka mau hidup karena penertiban tanpa solusi," ungkapnya. (Ant)