Serap Aspirasi, Pemkab Bandung Bakal Gelar Rembug Pertanian

Serap Aspirasi, Pemkab Bandung Bakal Gelar Rembug Pertanian Bupati Bandung, Dadang Supriatna, pada audiensi dan silaturahmi dengan jajaran pengurus KTNA (Foto: Instagram @bandungpemkab)

Kabupaten Bandung, Jurnal Jabar – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung akan menggelar Rembug Utama bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bandung di 280 desa/kelurahan. Kegiatan bertujuan membahas berbagai hal di bidang pertanian, peternakan dan perikanan.

“Pada rembug utama itu, para petani, peternak, tokoh masyarakat, guru ngaji, kepala desa dan semua pihak bisa hadir, untuk membahas apa yang menjadi harapan serta aspirasi masyarakat. Termasuk, membahas berbagai hal yang berkaitan dengan ekonomi masyarakat,” kata Bupati Bandung, Dadang Supriatna, saat audiensi dan silaturahmi bersama jajaran KTNA, Rabu (26/10).

Dadang berharap, kegiatan Rembug Utama menjadi kesempatan bagi para petani untuk lebih memahami program-program Pemkab Bandung sesuai bidangnya.

“Bisa fokus membahas tetang pertanian maupun peternakan. (Kegiatan Rembug Utama) agar upaya para petani memahami Program Pemkab Bandung sesuai bidangya. Para petani kompak, tegak lurus dan harus Bedas,” jelas Dadang, dikutip dari bandungkab.go.id.

Pada audiensi tersebut, Ketua KTNA Kabupaten Bandung, Nono Sambas, mendukung program Pemkab dan sinkronisasinya dengan program KTNA. Ketahanan pangan harus diupayakan bersama-sama untuk kelangsungan hidup manusia.

“Program KTNA harus sinkron dengan program pemerintah, sehingga KTNA harus dekat dengan pemerintah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nono menyinggung soal Hari Krida Pertanian (HKP) yang dapat menjadi mimbar sarasehan bagi petani untuk menyampaikan aspirasi kepada perangkat daerah dan sebaliknya.

“Minimal melalui HKP, ada mimbar sarasehan. Penyampaian dari pemerintah ke petani dan sebaliknya, aspirasi dari para petani disampaikan ke dinas-dinas di pemerintahan,” tandasnya.

Sementara itu, perwakilan KTNA Baleendah, Endang, turut mengungkapkan keresahannya dalam audiensi bersama Bupati. Ia mengaku, pupuk subsidi masih kurang.

“Karena pupuk subsidi kurang, petani jadi membeli pupuk non subsidi. Pak Bupati, (harap) bisa membantu pupuk nonsubsidi bagi para petani,” pungkasnya.