Sopir Melajukan Bus Kramat Djati Ugal-ugalan Sebelum Kecelakaan

Sopir Melajukan Bus Kramat Djati Ugal-ugalan Sebelum Kecelakaan Pengakuan salah satu penumpang Bus Antarkota Antarprovinsi (Akap) Kramat Djati jurusan Wonogiri-Cimahi, sopir berkemudi ugal-ugalan. (Foto: Polres Bandung)

BANDUNG - Bus Antarkota Antarprovinsi (Akap) Kramat Djati jurusan Wonogiri-Cimahi yang mengangkut 13 orang penumpang mengalami kecelakaan dan dua di antaranya tewas. Pengakuan salah satu penumpang bus bernomor polisi D 7591 AF, sopir berkemudi ugal-ugalan.

Salah satu penumpang yang menjadi korban Abas Suharno (62) mengaku bus melaju ugal-ugalan selepas Nagrek. Hingga akhirnya, momentum tergulingnya bus ke bawah flyover Cikopo-Cicalengka sedalam 10 meter terjadi.

"Beres (setelah) Nagreg bus ugal-ugalan. Jalannya enggak karuan (semaunya)," kata Abas saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka, Rabu (6/2).

Dia pun tidak menyangka insiden tersbeut menimpanya. Meskipun dia sadar gaya mengemudi sang sopir yang ugal-ugalan merupakan hal biasa.

Abas berada di kursi belakang dan dirinya lebih dulu terpental keluar saat bus terguling ke bawah flyover. Dia pun mengaku tidak melihat kondisi penumpang lain saat insiden. Abas sempat menyaksikan sejumlah penumpang bergegas menyelamatkan diri meskipun sebagian lain terjebak di dalam bus.

"Pikir saya biasa mengemudi seperti itu. Saya tiba-tiba berada di luar, enggak tahu keluar dari pintu atau jendela. Kondisi bus rusak," ucapnya.

Sementara, petugas mendapati sopir yang diketahui bernama Asep tidak berada di lokasi kejadian. Diduga sang sopir kabur sesaat setelah kecelakaan.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, polisi langsung memburu Asep setelah deketahui tidak berada di lokasi kecelakaan. Tak hanya itu, polisi pun tengah mencari tahu identitas dan foto sang sopir ke Perusahaan Otobus (PO) Kramat Djati Wonogiri.

"Masih dicari dan cek di rumah sakit juga," kata Trunoyudo di Bandung, Rabu (6/2).

"Penyidik Polri unit laka tengah berkoordinasi dengan PO bus. Meminta identitas lengkap dan foto yang bersangkutan," ucapnya.