DPRD Jabar Apresiasi MQK di Tasikmalaya

DPRD Jabar Apresiasi MQK di Tasikmalaya Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Oleh Soleh (kiri) saat menghadiri pembukaan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) diselenggarakan di Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (15/10/2019) malam. (Foto&keterangan: Antara).

BANDUNG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, mengapresiasi kegiatan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) yang diselenggarakan di Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (15/10) malam.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Oleh Soleh, mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bentuk peran serta Pemprov Jabar, dalam menyukseskan Jabar Juara Lahir Bathin. Juga, dalam rangka menyambut Hari Santri pada 22 Oktober 2019.

"Yang paling penting adalah kegiatan ini ialah upaya agar bagaimana untuk menjaga kultur dan tradisi 'sorogan' atau dengan 'ngalogat' kitab kuning yang kini sudah mulai memudar di masyarakat," ujar Oleh pada Rabu (16/10).

Bahkan, lanjut dia, ada pemahaman bahwa belajar agama cukup dengan membaca ataupun berselancar di dunia maya untuk mendalami agama, justru memberikan pengaruh ke arah yang salah.

Sehingga terjadi pemaknaan hukum Islam yang melenceng dari yang sesungguhnya.

"Sebagai contoh dalam memaknai jihad yang cenderung melenceng akibat salah tafsir. Sehingga menimbulkan faham radikalisme," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap, MQK ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab semua umat muslim dan peran serta kewajiban pemerintah untuk menjalankan kegiatan tersebut.

"Pemerintah harus mendukung fasilitas dan pembiayaannya," kata Oleh.

Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan kegiatan tersebut sebagai salah satu akselerasi visi misi Jabar Juara Lahir dan Bathin, di mana yang didorong adalah juara batin.

Menurut dia, jumlah pesantren di Jawa Barat terdapat 10 ribu, di mana definisi pesantren dalam undang undang harus ada kitab kuning dan harus ada kiai (guru).

"Salah satu daya dorong untuk memberikan semangat kepada santri untuk belajar kitab kuning dengan melombakannya melalui MQK ini. Sejauh mana dan bagaimana para santri dapat memahami tata cara membaca kitab kuning dan tahfidul uthun, yakni mempelajari dan menalar kitab-kitab kuning lainnya," ujar Uu. (Ant).