Cegah Banjir, Pemkot Bandung Kebut Pengerjaan Normalisasi Gorong-Gorong

Cegah Banjir, Pemkot Bandung Kebut Pengerjaan Normalisasi Gorong-Gorong Ilustrasi banjir. (Foto: Ist)

BANDUNG - Memasuki musim hujan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus melakukan normalisasi dan pembersihan gorong-gorong serta aliran sungai. Harapannya, genangan air yang terjadi saat hujan turun dapat segera surut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan, pada musim hujan biasanya gorong-gorong sering tersumbat akibat banyaknya sampah yang terbawa arus. Alhasil, membuat air tidak segera mengalir masuk ke gorong-gorong dan justru membuat genangan yang kadang berujung banjir.

"Kalau saluran air besar itu bisa segera dilakukan pembersihan saat tersumbat. Kami masih menggunakan tenaga manual, maka orang bisa masuk ke dalam saluran untuk membersihkannya," ujar Arief di Bandung, Selasa (13/11).

Menurutnya, kondisi serupa juga terjadi di aliran sungai, pada musim hujan. Sampah-sampah besar seperti kasur hingga sofa bekas sering terlihat mengambang. Berkaca pada kondisi tersebut, Dinas PU terus menyiagakan personel agar cepat mengantisipasi.

"Sejauh ini volume sampah di sungai yang kami bersihkan masih normal dan cenderung berkurang. Belum ada sampah berat seperti kasur atau sofa. Baru sebatas plastik dan sampah rumah tangga biasa," ucapnya.

Berdasarkan laporan yang diteriman, hujan dengan intensitas tinggi melanda Kota Bandung beberapa hari terakhir. Terpantau 17 titik mengalami genangan.

"Seperti daerah Kopo, Caringin, Mohamad Toha, dan Kacapiring sering terjadi genangan. Namun, daerah itu memang sudah terpetakan," katanya.

Untuk mengantisipasi banjir cileuncang (genangan air akibat sistem drainase yang buruk), Pemkot Bandung mengebut pengerjaan pelebaran gorong-gorong seperti di Jalan Perintis Kemerdekaan serta pembangunan Kolam Retensi Sinaraga. 

Kolam Retensi Sinaraga yang terdapat di sekitar kawasan Padjadjaran tersebut nantinya dapat menampung air kiriman dari Pasteur yang biasanya langsung masuk ke Sungai Citepus.

Limpahan air dari Sungai Citepus terkadang menjadi salah satu faktor banjir yang sering melanda kawasan Pagarsih dan Astanaanyar. Saat ini, kata dia, pembangunannya sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan rampung akhir tahun ini.

"Kemarin sudah kita uji coba dan ternyata masih menyisakan banjir di daerah Astanaanyar, tapi genangan tidak seperti sebelumnya," katanya. (Ant).