Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Foto Pemprov Jawa Barat.

Jabar dan Kapolda dari dua provinsi berdedikasi meningkatkan

Jabar dan Kapolda dari dua provinsi berdedikasi meningkatkan keamanan dalam mendukung pembangunan

Pemda Provinsi Jawa Barat, bersama dengan para pemimpin daerah di seluruh Jabar serta jajaran kepolisian dari Polda Jabar dan Polda Metro Jaya, telah mencapai kesepakatan tentang kolaborasi dalam menjaga keamanan wilayah guna memastikan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Pemda Provinsi Jawa Barat, bersama dengan para pemimpin daerah di seluruh Jabar serta jajaran kepolisian dari Polda Jabar dan Polda Metro Jaya, telah mencapai kesepakatan tentang kolaborasi dalam menjaga keamanan wilayah guna memastikan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Polda Jabar bertanggung jawab atas keamanan seluruh area Jabar, kecuali untuk Bogor-Depok-Bekasi yang lebih dikenal dengan sebutan Bodebek. Di sisi lain, Polda Metro Jaya mengawasi wilayah Daerah Khusus Jakarta ditambah Bodebek.

Kesepakatan ini direalisasikan melalui penandatanganan MoU yang berlangsung di Lapangan Tenis Bale Pakuan, Gedung Negara Pakuan, di Kota Bandung, pada Jumat (16/5).

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya kolaborasi antarinstansi untuk menciptakan suasana yang kondusif di seluruh daerah Jawa Barat, termasuk daerah di bawah yurisdiksi Polda Metro Jaya, seperti Kota dan Kabupaten Bekasi serta Kota Depok.

“Perjanjian ini mencakup berbagai aspek, dari peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat, ketenangan warga, hingga pengembangan iklim investasi yang sehat di Jawa Barat,” jelas Dedi saat ditemui selepas acara.

Dia menambahkan, tindakan konkret akan diambil untuk memperkuat keamanan di kawasan industri dan pusat ekonomi, serta untuk melindungi pelaku UMKM dan kegiatan masyarakat di pasar tradisional.

“Selain itu, kami akan menciptakan lingkungan ekonomi yang mendukung, melindungi UMKM agar tercipta ketenangan di pasar dan lokasi-lokasi lainnya,” tuturnya.

Tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, perhatian juga difokuskan pada generasi muda. Pemprov Jabar akan mendorong penerapan disiplin lalu lintas untuk pelajar, serta pengawasan ketat terhadap risiko penyalahgunaan narkotika dan minuman beralkohol.

Dedi juga mencanangkan pembatasan jam malam bagi pelajar pada hari-hari sekolah.

“Saya akan memberlakukan kebijakan baru, misalnya anak sekolah dilarang berkeliaran di luar rumah setelah pukul 20.00 pada hari-hari belajar. Ini penting untuk melindungi mereka dari potensi bahaya di luar,” tegasnya.

Dedi pun memberikan apresiasi terhadap perkembangan positif yang mulai bermunculan di berbagai daerah di Jabar. “Anak-anak sekarang mulai menunjukkan disiplin, berjalan kaki ke sekolah, dan kasus tawuran pun mulai berkurang. Ini membuktikan bahwa kolaborasi dapat membawa perubahan,” paparnya.

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Polisi Rudi Setiawan, yang juga hadir di acara tersebut, menegaskan komitmen aparat kepolisian untuk memberantas tindakan premanisme dan menjamin keamanan bagi para investor.

“Kami, bersama dengan TNI dan Satpol PP, akan membangun pos-pos pengamanan di kawasan industri dan melakukan patroli bersama. Ini adalah bukti nyata bahwa Jawa Barat adalah tempat yang aman untuk investasi,” ungkap Rudi.

Ia juga menyampaikan hasil dari Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) yang dilaksanakan dalam 10 hari terakhir, di mana 177 tersangka telah ditangkap.

“Tidak ada ruang bagi premanisme di Jawa Barat,” tekannya.

Melalui kesepakatan ini, semua pihak berharap bahwa keamanan yang terjaga akan mempercepat pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat secara merata.

sumber pempovjabar

Komentar