Mendagri Kunjungi Banda Neira
Mendagri Kunjungi Banda Neira, Tegaskan Komitmen Pelestarian Warisan Sejarah
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian disambut hangat oleh warga saat melakukan kunjungan kerja ke Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Selasa (25/11/2025). Tito tiba sekitar pukul 13.00 WIT setelah menempuh perjalanan laut selama lima jam dari Pelabuhan Tulehu, Maluku. Kedatangannya bersama jajaran Pemerintah Provinsi Maluku langsung disambut tarian daerah dan antusiasme masyarakat yang telah menunggu sejak siang.
Tito hadir di Banda Neira untuk menghadiri perhelatan budaya berskala nasional Banda Heritage Festival 2025, yang digagas Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah. Acara itu digelar di Gedung Istana Mini, Banda Neira pada Rabu (26/11/2025) malam. Kehadiran Mendagri menjadi momen penting bagi masyarakat, tidak hanya karena festival budaya, melainkan juga sebagai bentuk pengakuan terhadap nilai historis Banda sebagai tempat pengasingan para pendiri bangsa: Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan Cipto Mangunkusumo.
Salah satu warga, Budi La Muhamad (45), mengaku senang atas kunjungan Mendagri. Menurutnya, kehadiran Tito merupakan bentuk perhatian negara terhadap daerah terpencil seperti Banda Neira.
"Dia (Tito Karnavian) menyempatkan datang ke sini, berarti memahami apa makna dari pulau kecil ini bagi berdirinya negara Indonesia ini. Kehadiran Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri dan pembina pemda (pemerintah daerah) semoga bisa membuka aspirasi bagi warga Banda Neira," kata Budi saat diwawancara, Rabu (26/11/2025).
Warga Banda Neira lainnya, La Bainuru (57) berpesan agar Mendagri dapat membangun kedekatan dengan masyarakat Banda Neira sebagaimana hubungan historis antara para tokoh seperti Hatta, Sjahrir, dan Cipto Mangunkusumo dengan warga saat masa pengasingan.
"Ketertaputan kita harus tersambung dalam koridor NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kami memang selama ini punya pekerjaan rumah untuk mengejar ketertinggalan dalam pembangunan. Tapi generasi Banda Neira harus bisa memimpin Banda Neira sendiri ke depan, dalam bingkai NKRI. Saya yakin kalau didampingi, generasi Banda Neira bisa memimpin Banda Neira, dengan mandiri," kata La Bainuru.
Dari sektor pendidikan, Rusdan Lataro (49), pengajar Filsafat Sejarah di Universitas Banda Neira mengatakan, bisa bercengkerama dengan salah satu menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) merupakan kesempatan langka. Dia menyampaikan aspirasi agar kampus tersebut dapat didorong menjadi perguruan tinggi negeri.
Rusdan meyakini Tito Karnavian merupakan intelektual dengan rekam jejak pendidikan tinggi yang mumpuni. Dia optimistis Tito memahami pentingnya pendidikan suatu daerah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan perannya dalam mendorong kemajuan daerah.
“Kami berharap Mendagri dapat menyampaikan aspirasi ini ke kementerian terkait demi kemajuan pendidikan di Banda Neira.”
Dalam rangkaian kunjungannya, Tito meninjau sejumlah situs budaya di Pulau Lontor, termasuk kawasan Parigi Tua dan Pohon Sejuta Umat yang memiliki nilai historis bagi masyarakat Banda. Ia menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk mendukung pelestarian warisan sejarah dan pengembangan potensi budaya serta pariwisata.
“Kepulauan Banda adalah mutiara sejarah bangsa. Budaya, arsitektur, dan narasi perjuangan yang terpelihara di sini merupakan warisan yang tidak boleh hilang. Pemerintah pusat berkomitmen mendukung pemda dan masyarakat dalam menjaga, merawat, dan mempromosikan warisan ini agar dapat dikenal dunia,” ujar Tito.
Menurut Mendagri, kunjungan ini menjadi momentum penting mempertegas kehadiran negara dalam pelestarian sejarah serta dalam pengembangan potensi budaya dan pariwisata Banda Neira.
“Festival Banda Heritage tidak sekadar seremonial, tetapi ruang kolaborasi agar sejarah Banda tetap hidup, dipelajari, dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Pemerintah siap memperkuat sinergi untuk memastikan Banda Neira menjadi kawasan budaya yang berdaya saing,” kata Tito.
Dalam kunjungan tersebut, Mendagri turut didampingi Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir.
Komentar