Anggota Majelis Tuha Peut Wali Nanggroe Syahrizal Abbas, mengungkap sejumlah alasan di balik pemberian gelar kehormatan tersebut.
Mengenakan pakaian adat Aceh lengkap dengan penutup kepala tradisional, Kupiah Meukeutop, Tito bersama rombongan tiba di Gedung Putih Wali Nanggroe Aceh sekitar pukul 10.00 WIB.
Tito dinilai berhasil memperkuat tata kelola pemerintahan daerah, mendorong digitalisasi birokrasi, serta menjaga stabilitas antara pusat dan daerah.
Tanpa fondasi ilmiah yang jelas, kebijakan hanya akan menjadi langkah coba-coba yang berisiko gagal.
Bonus demografi sebesar 68,95% dari total populasi Indonesia yang berada di usia produktif (15–64 tahun) harus dipersiapkan dengan baik melalui pendidikan dan kesehatan.
Tatanan global kini tengah mengalami pergeseran paradigma besar. Dunia, kata dia, telah melewati setidaknya lima fase perubahan.
Jika sebelumnya Indonesia lebih berorientasi pada sistem ekonomi liberal kapitalis, kini haluan tersebut mulai beralih menuju sistem ekonomi kerakyatan.
Optimisme Tito juga diperkuat oleh hasil kajian lembaga internasional seperti World Bank dan McKinsey, yang menilai Indonesia berpeluang besar menjadi negara berpenghasilan tinggi dan keluar dari middle income trap pada 2045.
Dukungan nyata datang dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, yang melakukan supervisi langsung terhadap daerah, termasuk Aceh, untuk memastikan kebijakan berjalan efektif dan tidak menekan ekonomi masyarakat.
Tito menyampaikan pandangan kritis bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor empat, di bawah China, India, dan Amerika Serikat pada 2040.
Lihat lagi