Pasien DBD di RS Hasan Sadikin Meningkat 5 Kali Lipat

Pasien DBD di RS Hasan Sadikin Meningkat 5 Kali Lipat Jumlah pasien demam berdarah dengue yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung meningkatkan lima kali lipat. (Foto: Ist)

BANDUNG - Jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung meningkatkan lima kali lipat dibandingkan Desember 2018.

Kepala Divisi Infeksi KSM Anak RSHS Bandung Dr dr Djatnika Setiabudi mengatakan, saat ini ada 53 pasien DBD yang dirawat di RSHS Bandung dengan kondisinya beragam. Sebagian diizinkan pulang sementara sisanya masih harus menjalani perawatan.

"Jadi kalau kami lihat data bulanan 2018, itu rata-rata delapan hingga 11 orang per bulan. Sekarang ini, hingga 24 Januari 2019 ada 53 orang atau kasus yang terkena DBD. Jadi bisa dibayangkan lonjakan kasusnya, mungkin sekitar lima kali lonjakannya," kata Djatnika di Bandung, Sabtu (26/1).

"Kondisinya sekarang tentu sudah ada yang pulang. Biasanya kami merawat pasien DBD umumnya yang datang ke sini pada hari ketiga atau keempat. Kadang-kadang yang tiga hari sudah bisa pulang kalau sudah baik dan sisanya sekarang dalam keadaan baik bisa tertangani," ungkapnya.

Dia menerangkan, lonjakan jumlah pasien DBD yang dirawat di RSHS Bandung disebabkan peralihan cuaca dari musim kemarau ke hujan. "Ini kan musim hujan karena nyamuk aedes aegypti itu sangat senang dengan kondisi sekarang dengan kelembaban seperti ini. Kondisinya mendukung untuk berkembang biak," ungkapnya.

Selain itu, pada awal musim penghujan yang terkadang hujan lalu kemarau membuat air yang tertampung tidak mengalir di sejumlah tempat. Alhasil, nyamuk pembawa wabah DBD itu beranak pinak di sejumlah tempat seperti bekas air mineral, batok kelapa, hingga kaleng cat bekas.

"Nah di situ potensial untuk berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti. Kalau misalnya hujan deras terus menerus maka air yang tertampung dapat mengalir," ungkapnya.

Dia menambahkan, pasien DBD yang dirawat di RSHS Bandung umumnya berasal dari kawasan Bandung Raya hingga perbatasan Kabupaten Sumedang. "Rata-rata dari Bandung Raya dan perbatasan Sumedang dan saya kira RSUD tingkat kabupaten/kota sekarang banyak yang sudah mampu menangani DBD," tuturnya.