Pemkot Bandung Akan Sentralisasi Mesin Pengelolaan Sampah Tiap RW

Pemkot Bandung Akan Sentralisasi Mesin Pengelolaan Sampah Tiap RW Sumber Foto: portal.bandung.go.id

Kota Bandung – Universitas Pendidikan Indionesia (UPI) bekerja sama dengan Pemerintah (Pemkot) Bandung mengembangkan mesin pengolahan sampah ramah lingkungan. Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menjelaskan apabila pengembangan ini berhasil, pengelolaan sampah nantinya dipusatkan tiap RW sehingga hanya dikelola satu orang.

"Kalau berhasil saya harap akan mulai pengelolaan sampah itu bisa disentralisasi tiap RW," ujar Oded saat meninjau mesin pengolahan sampah ramah lingkungan di Kampus UPI Jalan Setiabudi Senin (13/9) dilansir dari portal.bandung.go.id.

Mesin dengan skala kecil ini merupakan tindak lanjut kerja sama Pemerintah (Pemkot) Bandung dengan Jepang terkait penataan lingkungan serta teknologi bidang pengelolaan sampah pada Februari 2020.

Oded mengatakan mesin ini memiliki keunggulan karena skalanya kecil. Dengan skala kecil ini, bisa dilakukan di tingkat RW dan pengelolaan sampah harus disentralisasi sehingga bisa dikelola oleh hanya satu orang.

Soal harga, Oded belum bisa memastikan karena masih dalam tahap pengembangan sehingga diharapkan dapat segera beroperasi secepatnya.

Sementara itu, Ketua Tim Riset Mesin Pengelolaan sampah, Sriyono menerangkan, kapasitas mesin tersebut yaitu 0,5 meter kubik. Salah satu keungulannya yaitu mesin tersebut tidak menggunakan sumber energi listrik.

 "Pembakarannya alamiah. Jadi hanya dengan meningkatkan asupan oksigen yang masuk dalam ruang bakar utama ini. Sehingga bisa dilakukan teknologi magnet ini," jelasnya.

Ia mengungkapkan, mesin tersebut bertemperatur rendah, sehingga pembakarannya berkelanjutan. Mesin dioperasikan seperti memasak pada tungku menggunakan kayu. Hasil dari pembakaran sampah tersebut berbentuk abu yang mampu dimanfaatkan untuk penguatan bata, paving blok, atau pot bunga.

"Sama seperti masak menggunakan 'hawu' atau kayu bakar. Dibakar dengan sampah yang mudah terbakar dulu. Berikutnya sampah basah maupun plastik," terangnya.

Anggota Tim Peniliti Mesin Sampah MGU-300 Jepang, Mori menerangkan, mesin tersebut sangat aman digunakan. Untuk kapasitas panasnya pun berbeda.

"Bagian bawah itu 1.700-2.000 derajat. Atasnya kurang dari 100 derajat, sehingga tidak membahayakan. Asap yang keluar dari mesin ini sudah melalui uji coba. Sudah dalam standar aman bagi lingkungan," jelasnya.